Minggu, 24 April 2016

Petir Di Malam Bolong


Ada orang yang tampak seperti peri tapi diam-diam menusuk belati
.
Sebagian hati saya terasa kosong setelah membacanya. Sejenak saya merasa hidup dalam ruang yang asing, padahal sudah bertahun-tahun saya sudah hidup di tempat itu. Kemudian saya hembuskan napas panjang, berharap otak saya kembali waras. Tidak manjur. Saya coba lagi. Berhasil walau sedikit. Tidak apa, yang penting sduah saya dapatakan “kesadaran” itu.
Apa saya mengalami shock? Iya saya terkejut sekejut-kejutnya. Seperti ada listrik jutaan watt mengalir dalam tubuh saya. Itulah kenapa sesudahnya, saya hanya bisa terpaku, kebingungan. Saya ulangi lagi membaca dari atas, semakin ke atas semakin hati saya  teremas-remas. Tapi terus saya paksakan diri untuk membaca. Dan saya sampai pada puncaknya. Say abaca satu per satu. Dari awal sudah berpontesi membuat hati saya akan semakin terpecah belah, tapi terus aya paksa untk membaca. Dan berhasil hingga akhir.
Saya hembukan napas panjang lagi, pada tulisan terakhir. Saya tidak tahu harus bagaimana. Harusnya saya menangis, tapi saya memilih untuk tidak melakukannya. Bukan karena saya ingin terlihat kuat, tidak. Sebab hati saya sedang dalam kondisi sangat rapuh, dan bila sudah begini air mata akan rentan mengalir dari bola mata saya. Tapi saya tetap memilih untuk tidak melakukannya. Alasannya? Saya hanya tidak ingin seseorang tahu, bila saya sedang bersedih. Karena jika ia tahu saya sedang bersedih, iapun juga akan terbawa sedihnya sama seperti saya.
Sampai akhir, saya masih tetap kekeuh untuk tidak melepaskan air mata saya terlepas dari pelupuk mata. Walau beberapa mili air mata, telah menggantung di pelupuk mata saat saya menulis ini. Saya tetap usahakan agar air mata saya tidak jatuh. Walau hati saya sudah jatuh sangat dalam pada lubang kekecewaan.
          Ah, sudah larut malam sekarang. Saya ingin berangkat tidur. Semoga mimpi saya indah hari ini. Agar saya dapat melepas segala duka lara saya dalam mimpi.  Semoga Tuhan mendengar doa saya dalam tulisan ini. Menguatkan saya dalam segala kelemahan yang saya punya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar