Kamis, 07 April 2016

Tuhan Tidak Sedang Berjudi.



Beberapa hari ini aku suka sekali membicarakan tentang takdir.
Entahlah, sejak kapan. Tapi yang jelas, semakin aku memikirkannya, semakin aku sadar bila Allah sangat luar biasa mengatur jagad raya yang sungguh luas ini. Rencana-Nya selalu yang paling sempurna, tidak pernah terpleset atau harus bertuburkan dengan rencana lainnya. Allah sudah sedemikian mengatur ‘jadwal’ kita para hamba-Nya serapi mungkin. Tidak ada yang namanya kebetulan, keberuntungan atau hal-hal yang sering orang lain sebutkan pada mereka yang tidak sepenuhnya pada rancangan Tuhan. Semua yang terjadi selalu ada alasannya, kita mungkn tahu tapi terkadang kita enggan untuk berpikir lebih dalam. Hanya memandangnya sekejap mata, lalu menilai ah itu hanya kebetulan tak perlu dilebih-lebihkan.
Saya sendiri, dulu juga pernah menganggap seperti itu, bila saya dapat meraih sesuatu karena sebuah keberuntungan. Tapi hal yang saya sebut keberuntungan itu, terjadi berulang kali. Saat itu, saya mulai ragu, benarkah itu hanya sebuah keberuntungan pemula, atau istilah lainnya. Dan di kemudian hari, keberuntungan-keberuntungan lainnya saya peroleh lagi dan lagi. Dan kemudian saya mulai berpikir, “Ah betapa Allah sangat menyayangi saya, memberi saya banyak keberuntungan pda setiap jejak langkah kaki saya.” Tapi selanjutnya, saya mulai berpikir, menoleh kebelakang pada peristiwa-peristiwa sebelumnya saat keberuntungan itu datang bertubi-tubi seperti batu bata yang runtuh seketika karena guncangan gempa. Dan saya menemukan satu hal, saat saya awal meraih keberuntungan saya, saat itu saya sadar, dalam diri saya ada gejolak aneh yang membuat saya ingin terus meraih lebih dari ini. Dan gejolak itu semkain bertambah kuat, ketika saya meraih keberuntungan saya yang kedua, ketiga dan yang lainnya. maksudnya, adalah dari keburuntungan pertama saya mulai menginginkan keberuntungan yang lebih tinggi, nafsu saya untuk meraih hal yang lebih tinggi dari yang saya dapat hari itu semakin bertamabah. Itulah yang kemudian, yang memacu saya untuk terus lebih baik lagi dan lagi. Hingga saya sampai pada suatu kondisi yang menurut saya sudah “cukup baik” untuk saya tinggali dengan nyaman.
            Lalu bagaimana, bila Tuhan tidak menyediakan kepada saya keberuntungan itu. Mungkin saya akan tetap menjadi seorang manusia yang putus asa, yang emnganngap segalanya akan datang pada waktunya, yang tidak mau memperjuangkan sesuatu hal, ya itu mungkin. Tapi Allah Maha baik, menolong saya dari kealapaan yang begitu lama, dengan memberi saya keberuntungan pertama. Lihat! Segala yang teradi ada maksudnya bukan, selama kita sebagai makhluk yang diberi akal mau berpikir. Tuhan selalu menyediakan rencana terindah untuk hidup kita. Semoga Tuhan tetap menjaga kita dalam kebaikan dan mendekatkan kita pada “keberuntungan-keberuntungan” yang akan membuat kita semkain bersyukur kepada-Nya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar