Beberapa
hari ini aku suka sekali membicarakan tentang takdir.
Entahlah, sejak kapan.
Tapi yang jelas, semakin aku memikirkannya, semakin aku sadar bila Allah sangat
luar biasa mengatur jagad raya yang sungguh luas ini. Rencana-Nya selalu yang
paling sempurna, tidak pernah terpleset atau harus bertuburkan dengan rencana
lainnya. Allah sudah sedemikian mengatur ‘jadwal’ kita para hamba-Nya serapi
mungkin. Tidak ada yang namanya kebetulan, keberuntungan atau hal-hal yang
sering orang lain sebutkan pada mereka yang tidak sepenuhnya pada rancangan
Tuhan. Semua yang terjadi selalu ada alasannya, kita mungkn tahu tapi terkadang
kita enggan untuk berpikir lebih dalam. Hanya memandangnya sekejap mata, lalu
menilai ah itu hanya kebetulan tak perlu dilebih-lebihkan.
Saya
sendiri, dulu juga pernah menganggap seperti itu, bila saya dapat meraih
sesuatu karena sebuah keberuntungan. Tapi hal yang saya sebut keberuntungan
itu, terjadi berulang kali. Saat itu, saya mulai ragu, benarkah itu hanya
sebuah keberuntungan pemula, atau istilah lainnya. Dan di kemudian hari,
keberuntungan-keberuntungan lainnya saya peroleh lagi dan lagi. Dan kemudian
saya mulai berpikir, “Ah betapa Allah sangat menyayangi saya, memberi saya
banyak keberuntungan pda setiap jejak langkah kaki saya.” Tapi selanjutnya,
saya mulai berpikir, menoleh kebelakang pada peristiwa-peristiwa sebelumnya
saat keberuntungan itu datang bertubi-tubi seperti batu bata yang runtuh
seketika karena guncangan gempa. Dan saya menemukan satu hal, saat saya awal
meraih keberuntungan saya, saat itu saya sadar, dalam diri saya ada gejolak
aneh yang membuat saya ingin terus meraih lebih dari ini. Dan gejolak itu
semkain bertambah kuat, ketika saya meraih keberuntungan saya yang kedua,
ketiga dan yang lainnya. maksudnya, adalah dari keburuntungan pertama saya
mulai menginginkan keberuntungan yang lebih tinggi, nafsu saya untuk meraih hal
yang lebih tinggi dari yang saya dapat hari itu semakin bertamabah. Itulah yang
kemudian, yang memacu saya untuk terus lebih baik lagi dan lagi. Hingga saya
sampai pada suatu kondisi yang menurut saya sudah “cukup baik” untuk saya
tinggali dengan nyaman.
Lalu bagaimana, bila Tuhan tidak
menyediakan kepada saya keberuntungan itu. Mungkin saya akan tetap menjadi
seorang manusia yang putus asa, yang emnganngap segalanya akan datang pada
waktunya, yang tidak mau memperjuangkan sesuatu hal, ya itu mungkin. Tapi Allah
Maha baik, menolong saya dari kealapaan yang begitu lama, dengan memberi saya
keberuntungan pertama. Lihat! Segala yang teradi ada maksudnya bukan, selama
kita sebagai makhluk yang diberi akal mau berpikir. Tuhan selalu menyediakan
rencana terindah untuk hidup kita. Semoga Tuhan tetap menjaga kita dalam
kebaikan dan mendekatkan kita pada “keberuntungan-keberuntungan” yang akan
membuat kita semkain bersyukur kepada-Nya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar