Pagi ini hujan, untuk yang kesekian kalinya di
bulan Desember. Dingin. Mungkin secangkir kopi manis dapat sedikit
menghangatkan. Atau mungkin secangkir teh hangat juga cukup menggiurkan. Hei,
kau mau pilih yang mana, kopi atau teh? Oh iya aku lupa, kau penggemar jahe
hangat ya, yang dengan sejuta manfaatnya kau anggap lebih cepat menghangatkan
serta menyehatkan badanmu. Padahal kau harusnya tau, dekapanku mungkin bisa
lebih hangat dari secangkir atau segelas jahe kesukaanmu sekalipun. Oh lihat! Bicaraku
mulai nglantur tak berarah. Tapi bukankah
cerita ini jelas mengarah kepadamu. Entahlah ini untuk yang kesekian kalinya
terjadi. Begitu mudah memasukkanmu dalam setiap hal yang aku bicarakan, semudah
menjagamu dalam kenangan.
Setiap cerita yang dieja, masing-masing punya tokohnya. Namun sayangnya, tak semuanya nyata, beberapa tercipta, dari hasil menunggu hujan reda.
Kamis, 11 Desember 2014
Selasa, 05 Agustus 2014
Rindu yang Tak Bertuan
Hari ini untuk
yang kesekian kalinya Keysya memutar lagu kesukaannya cinta kan membawamu
kembali, lagu milik penyanyi Reza. Alasannya cukup sederhana mengapa ia sengaja
memutar lagu itu berulang kali, hanya karena lagunya mewakili semua perasaanya
saat ini. Setiap mendengar lagu itu, ingatannya selalu melayang pada tiga tahun lalu. Saat pertama
kali ia bertemu dengan pria itu, pria yang membuatnya seperti ini. Yang membuat
ia hampir kehilangan hidupnya hanya karena ia tahu pria yang dicintainya itu
kini sudah pergi tanpa jejak setapakpun meninggalkannya .
Kamis, 24 Juli 2014
Rindu, tangis, kecewa (cinta?)
Selamat malam. Sunyi sekali hari ini sama seperti pertama
kali kau tinggalkan aku sendiri.
Mungkinkah Cemburu?
Ini bukan pertama kalinya aku merasakan
hal seperti ini. Terlalu berlebihan mungkin tapi benar aku sungguh tak suka ada
wanita yang dekat denganmu.
Selasa, 08 Juli 2014
Jatuh Cinta Diam-Diam
Aku mencintaimu diam-diam
Aku hanya menatapmu dalam bungkam
Akupun juga tak berani nampakannya dalam gelapnya malam
Walau dalam diam
kuharap kau dapat rasakan dari senyumku yang tentram
Aku masih terus terdiam
walau sebenarnya hatiku tak mampu menahan geram
saat kau abaikanku waktu semalam
Rinduku harus terpaksa kembali kupendam
dalam tetetesan air mata kegundahan
18-10-2013
*Untuk seseorang dua tahun diatas usiaku, yang dulu atau entah sampai sekarang membuatku sesak dengan rindu-rindunya, dengan pengabaian yang membuat air mataku hampir keluar. Terimakasih untuk segalanya.
Aku hanya menatapmu dalam bungkam
Akupun juga tak berani nampakannya dalam gelapnya malam
Walau dalam diam
kuharap kau dapat rasakan dari senyumku yang tentram
Aku masih terus terdiam
walau sebenarnya hatiku tak mampu menahan geram
saat kau abaikanku waktu semalam
Rinduku harus terpaksa kembali kupendam
dalam tetetesan air mata kegundahan
18-10-2013
*Untuk seseorang dua tahun diatas usiaku, yang dulu atau entah sampai sekarang membuatku sesak dengan rindu-rindunya, dengan pengabaian yang membuat air mataku hampir keluar. Terimakasih untuk segalanya.
Senin, 07 Juli 2014
Sabtu, 05 Juli 2014
Kau Bukan yang Pertama
Sudah banyak lelaki yang lalu lalang pergi
Meninggalkan beribu luka di hati
Jadi sekarang
kuingatkan lagi!
Kau hanya pria yang kesekian kali
Yang menombak hatiku dengan pisau belati
Aku sudah kebal takkan mati walau tak kau obati
Kau mau datang lalu pergi lagi?
Silahkan saja, aku sudah tak peduli!
Mau kau siksa aku dengan rindu lagi?
Silahkan saja, kan kuhanyutkan itu di tepi pantai
Jika kau datang lalu menyuruhku untuk menanti
Maaf aku tak bisa lagi, aku butuh yang pasti
Sudah kutanggalkan rindu dan cintaku di tepi
jurang ini
Biar ia pergi jauh tak mengusikku kembali
Selamat tinggal lelaki yang pernah kucintai
Aku pergi, entah kembali atau tidak, tapi
Bukankah engkau tak peduli?
Selamat Pagi, semoga saya lebih bahagia hari ini.
Rabu, 02 April 2014
Selasa, 18 Maret 2014
Setahun Lalu
Ini sudah setahun lalu aku mengenalmu. Pria tinggi berperawakan kurus dengan bulu mata lentik. Kau tahu? di sela-sela perkenalan itu ada rindu yang terselip setiap tak kujumpaimu di setiap tatapanku. Ya kau tahu kan apa maksudku tanpa harus kujelaskan lebih apanjang lagi di tulisan ini. Ah, tapi kau! Kau mengabaikan rasaku begitu saja tanpa mau menanggapi, tapi entahlah aku tak tahu kau benar-benar mengabaikannya atau malah sebenarnya kau juga diam-diam suka? Khayalanku terlalu tinggi tapi setidaknya khayalan itu membuat hatiku lebih baik :))
Inginmu apa?
Hari ini tak kau jawab lagi tanyaku
Kemarin-kemarin juga kau abaikan rasaku
Aku masih mencari apa sebenranya inginmu
Kutanya pada burung terbang, kicaunya ia tak tahu
Kuatanya pada gemericik air jawabnya kau tak mencintaiku
Kutanya pada pasir
bisiknya kau hanya mempermainkanku
Kuatanya pada nyala lilin katanya kau hanya tean masa lalumu
Kutanya lagi pada angin di pantai jawabnya berhentilah
merindu
Ah, semuanya mencoba menyakitiku
Atau, memang begitu inginmu?
Kucoba lagi cari inginu
Kutanya pada Tuhan dalam sujud panjangku
JawabNYA bahagiaku tidak ada pada engkau
Ah, lelakiku
Ini sudah jawabna dari Tuhanku
Bagaiman aku bisa tidak mempercayai penciptaku
Yang tahu mana yang baik dan buruk untukku
Ia tak mungkin berbohong padaku
Jadi lelakiku, maafkan aku
Sebenarnya aku tak ingin pergi darimu
Tapi jawaban mereka semua yang kutanya inginmu begitu
Lalu mengapa akau masih disini bila hadirku
Tak pernah kau mau
Priaku, Selamat tinggal aku sudah tau apa inginmu
Pesanmu pagi itu :")
Hari ini pagi telah berlalu
Berganti siang dengan sinar baru
Awan, tahukah kamu?
Hari ini dia yang kurindu datang menyapaku
Kata datang begitu merdu terdengar di telingaku
Ini karena ia sudah lama tak datang bertamu
Bukan soal menunggu ini juga soal rindu
Setiap penantian selalu muncul rindu
Entah itu hukum ala,, aku tak tahu
Percakapan kita singkat saja namun
Meninggalkan senyum di pipiku
Masihkah ini soal rasa itu?
10 Maret2014
Langganan:
Postingan (Atom)