Selasa, 12 April 2016

Berkat Datangnya Malaikat Kecil Kami

Hari ini saya terharu. Bukan karena saya memenangkan suatu lomba atau mendapat undian pemenang pertama.
Tapi hari ini, suatu pemandangan indah saya dapatkan dengan mata kepala saya. Seorang bayi lahir dalam keluarga besar kami. Tapi cerita ini, bukan mengenai kelahiran bayi tersebut, ya walaupun akan ada kaitannya nanti. 
Pukul 16.00 wib, saya putuskan mengambil wudhu setelah berkutat dengan banyak pekerjaan, membantu saudara atau tepatnya bulik saya untuk acara aqiqohan anaknya besok, tanggal  13 April 2016. Sebelum memulai shalat saya berbincang sebentar pada bulik saya, yang sedang memberi asi pada anaknya yang baru ia lahirkan.  Hanya percakapan basa-basi.  Dan hanya beberapa menit. Kemudian saya pakai mukena saya. Sebelum saya mulai sholat saya, disinilah tepatnya saya mulai terharu. Saudara saya yang baru melahirkan ini, berbincang dengan kakaknya yang berarti itu bude saya. Hanya percakapan biasa. Sama seperti percakapan yang saya dan dia miliki sebelumnya. Kamu mungkin sekarang mengerutkan kening, lalu apa sebenarnya yang membuat saya terharu? Begini akan saya ceritakan kronologi sebelumnya. Bulik dan bude saya ini, sebelumnya punya hubungan yang kurang baik di masa lalu. Apa penyebabnya, tidak perlu saya perbincangkan di sini. Pertengkaran itu dimulai sekitar 4 atau 5 tahunan yang lalu, saya lupa kapan tepatnya. Tapi yang jelas itu pertengkaran hebat. Hingga membuat mereka tak saling bincang atau sapa lagi sesudahnya. Cukup disayangkan, karena sebelumnya mereka seperti sahabat dekat, di kala semua saudara mengembara ke berbagi penjuru daerah. Mereka ditakdirkan Allah untuk satu rumah. Saling berbagi, juga saling menyayangi. Itu yang tampak jelas dari mereka, sebelum pertengkaran itu terjadi. Kemudian perlahan semuanya memudar. Seperti kayu yang keropos dimakan rayap.

Tapi hari ini, berkat anak bulik saya yang baru lahir itu, kenangan indah itu terulang lagi. Walau sebentar.  Mereka saling berbincang juga membantu untuk menyelesaikan persiapan aqiqah. Mereka bicara dengan nada rendah, tidak mencaci seperti yang kemarin-kemarin. Ini momen langka, bila bukan karena kelahiran anak itu, tentu segala skenario ini tidak terjadi. Allah selalu begitu, lagi-lagi selalu menakjubkanku.
Dari sini saya banyak bersyukur pada Allah, satu doa saya terkabul, labi. Semoga anak yang oleh bapak dan ibunya, diberi nama fays ini dapat membawa berkah, bukan hanya untuk orang tuanya tapi juga untuk orang lain. 
Dan satu hal, hari ini Lagi-lagi kelahiran bayi menjadi alasan orang yang tadinya mencaci, menjadi lebih dekat kembali. Semoga dan semoga hubungan mereka dapat kembali seperti semula. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar