Minggu, 01 Mei 2016

Masa-masa Kebodohan

Saya menyesal, lagi. Berulang kali saya lakukan kesalahan, berulang kali pula saya memohon maaf. Semoga Allah masih sudi mengampuni. Walau saya tahu, tanpa saya mintapun Ia akan mengampuni saya.
Hari ini beberapa memori masa lalu berseliweran, tapi kenangan buruk lebih banyak mendominasi. Saya ingat, dulu saya sering sekali menyakiti hati orang, menghina, menyindir, mempermalukan orang lain, sok berkuasa dan sebagainya, yang tidak ingin saya ingat lebih banyak. Entah, apa yang ada di pikiran saya masa itu, tapi yang jelas itu adalah masa jahiliyah bagi saya. Saat itu, mungkin saya terlalu sombong dengan berbagai nikmat yang Allah amanahkan kepada saya, yang seharusnya saya jadikan alat untuk bersyukur lebih banyak lagi dan lebih mendekatkan pada Illahi. Tapi saat itu, dengan pongahnya saya malah menganggap diri saya yang paling hebat, paling keren padahal aslinya nol besar. Saya tidak punya apapun, semuanya milik Allah, sampai
 kemudian Allah mengingatkan saya dengan teguran-Nya yang membuat saya harus menangis di depan ayah, ibu dan keluarga lainnya. Saya merasa malu saat itu, Rosyida yang mereka anggap wah ternyata tidak mampu melakukannya. Saat itu saya tidak bisa berpikir apa-apa, kecuali hanya, "Mau ditaruh mana muka saya setelah ini." Hal-hal menakjubkan yang saya raih kemarin, seperti kehilangan arti, saya sudah tidak bisa apa-apa lagi, saya merasa gagal juga dizalimi. Hingga beberapa kemudian saya belum sadar, ada yang salah dengan sikap saya selama ini, saya terlalu membesar-besarkan kehebatan yang Allah titipkan pada saya, sampai membuat saya melihat orang lain dengan sebelah mata. Mungkin bagi saya yang dulu, itu adalah cara saya untuk balas dendam, setelah sebelumnya saya juga pernah dipandang sebelah mata oleh orang-orang disekitar saya. Tapi saya lupa, balas dendam selamanya tidak akan baik, bagaimanapun bentuk dan hasilnya. Allah mungkin sudah beberapa kali mengingatkan saya, tapi mungkin hati saya sudah banyak tertutupi oleh kesombongan, yang tidak sadar sudah saya pupuk sejak lama. Dan akhirnya, mungkin Allah sudah sangat gemas dengan saya, diingatkanlah saya dengan cobaan seperti dua tahun lalu, dimana saya harus merasa benar-benar jatuh. Jatuh dalam banyak arti, yang salah satunya adalah jatuh harga diri saya. Saat itu, saya memang menangis, mengutuk habis-habisan diri saya sendiri, merab-raba apa kesalahan saya. Tapi saya tidak menemukan jawaban apapun. Hingga suatu waktu, saya dihadapkan pada seseorang yang tidak tahan dengan keangkuhan yang saya miliki, dan berani mengkritik saya, setelah sebelumnya tidak ada satupun yang berani melakukannya. Olehnya, saya dimaki habis-habisan, dijelaskan panjang lebar, kesalahan saya yang tidak sadar saya buat di masa lalu. Hingga setelahnya, saya hanya bisa terdiam, dan banyak berpikir,"Oh jadi kesalahan saya ini."
Jujur, awalnya saya marah pada orang itu, tapi saya salah seharusnya saya mengucapkan banyak terimakasih kepadanya, oleh Allah dia yang dijadikan perantara untuk mengingatkan saya. Dan untuk itu, tulisan ini saya persembahkan untuk teman lelaki, yang tidak bisa saya sebutkan namanya di sini. Semoga kebaikan banyak didatangkan untuk kamu. Amin. Dan terimakasih banyak, untuk mau meluangkan waktumu "menyadarkan" saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar