Aku Tunggu Kamu Datang Merapat, Walau Hujan Tidak Terlihat, |
Aku tidak
membenci hujan. Tapi, bukan berarti aku menyenanginya. Aku hanya tidak
menyukainya, ketika rintik hujan bermetamorfosis menjadi hujan badai yang
lebat. Sebab saat itulah, aku akan teringat tentang kamu.
Tentangmu yang
selalu datang menghangatkanku dengan
sebuah pelukan. Tentangmu yang kemudian, tiba-tiba menghilang, sebab hujan di
luar telah habis. Dan berganti dengan munculnya garis-garis panjang melengkung,
yang biasa orang sebut sebagai pelangi.
Harusnya kamu
tetap terus di sini. Duduk di sampingku, dan membiarkanku untuk tidur di atas
selonjoran kakimu. Tapi sayang, itu
hanya fatamorgana. Sebab pada
kenyataannya, kamu tak pernah datang, barang sekalipun. Karena kamu pernah bilang, hujan lebih indah
dari pelangi. Jadi kamu lebih suka datang saat hujan. Dan sekarang adalah musim
kemarau, hujan tak pernah datang,
gerimispun tak jua bertandang. Lalu hatiku semakin berang menunggu kamu yang
tak datang-datang.
Dan sekarang, aku di sini sendirian menunggu kamu dari balik
jendela persegi panjang di bilik kamarku. Berharap kamu tetap datang, walau
hujan tak ikut bertandang. Kamu
mencintai hujan, sedangkan aku tak menyenanginya, tapi bukan berarti aku
membencinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar