Malam tadi
aku sulit tidur. Sebab setiap aku menutup ataupun membuka mata, pikiranku selalu tertuju pada
kamu. walaupun sudah aku alihkan sekuat tenaga. Ujung-ujungnya tetap di kamu.
Aku lelah.
Juga jengah.
Sebenarnya apa
yang sudah kamu lakukan dengan diriku, hingga aku bisa segila ini, memimpikanmu
berulang kali, membuat aku semakin sulit untuk melupakanmu.
Aku lelah.
Juga jengah.
Menyebut
rindu hanya akan membunuh
urat nadiku, bila terus menerus membiarkanmu hidup dalam hatiku. Aku ingin membunuhnya. Segera. Karena merindu selalu
menjadi bagian yang sulit untuk ditempuh.
Aku lelah
juga jengah.
Setiap aku
mencoba tidur. Dan mencoba
untuk lupa kamu. tenggelam dalam kematian sementaraku. Kau selalu
di sana, menemuiku dalam ruang mimpi yang menyayat hati.
Aku lelah
juga jengah.
Bila setiap
aku mencoba lupa. Pikiranku selalu mencoba sekuat tenaga untuk tidak
melakukannya. Yang kemudian membuatku tenggelam
dalam luka yang semakin menganga.
Aku lelah
juga jengah.
Karena pada
akhirnya aku sadar. Perasaan yang dulu aku tolak mentah-mentah. Ternyata
diam-diam telah menetap di hatiku, datang dengan menggeledah.
Aku lelah.
Juga jengah.
Kamu yang saya pikir dulu sangat menganggu. Ternyata sekarang yang terus aku rindu.
Padahal dulu aku benci setengah mati padamu. Ketika kamu datang bertamu.
Sungguh. Tapi sekarang…
Ah. Aku
lelah. Juga jengah.
Kenapa
perasaanku bisa semudah ini kau permainkan. Kamu telah memenangkannya sekarang.
Iya sudah. Tapi kenapa kamu tidak menggambil pialanya? Namun justru pergi ke perlombaan lainnya?
Aku lelah.
Juga jengah.
Lagi-lagi
aku hanya bisa menatap pesan-pesan lama yang separuhnya sudah kuhapus
keberadaanya. Lalu menunggu kamu,
tiba-tiba datang menyapaku.
Aku lelah.
Juga jengah.
Kumohon,
beri tahu padaku. Bila apa yang aku rasakan sekarang ini, cuma ilusi buatanku. Cuma perasaan palsu yang dibuat pikiranku. Kumohon.
Karena aku sudah lelah. Juga jengah.
Semakin aku
menolak keberadaannya. Perasaan ini justru semakin membabi buta. Menghancurkan
tembok dan membuat hatiku
compang-camping penuh luka.
Aku lelah.
Juga jengah.
Tapi memang
lebih baik kamu tidak usah datang. Karena
sekarang aku sedang membangun kembali tembok hatiku yang penuh lubang.
Aku lelah.
Juga jengah.
Menunggu,
merindu juga membencimu. Sekarang jadi sepaket menu, setiap namamu tiba-tiba
terngiang di telingaku.
Pergilah
sejauh yang kamu mau. Aku sudah lelah. Juga jengah menantimu.
8716
Sumber: Tumblr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar