Rabu, 17 Agustus 2016

Aku Lelah juga Jengah

Malam tadi aku sulit tidur. Sebab setiap aku menutup ataupun membuka mata, pikiranku selalu  tertuju pada kamu. walaupun sudah aku alihkan sekuat tenaga. Ujung-ujungnya tetap di kamu. 
Aku lelah. Juga jengah.


Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan dengan diriku, hingga aku bisa segila ini, memimpikanmu berulang kali, membuat aku semakin sulit untuk melupakanmu.
Aku lelah. Juga jengah.
Menyebut rindu hanya akan membunuh urat nadiku, bila terus menerus membiarkanmu hidup dalam hatiku. Aku ingin membunuhnya. Segera. Karena merindu selalu menjadi bagian yang sulit untuk ditempuh.
Aku lelah juga jengah.
Setiap aku mencoba tidur. Dan mencoba untuk lupa kamu. tenggelam dalam kematian sementaraku. Kau selalu di sana,  menemuiku dalam ruang mimpi yang menyayat hati.
Aku lelah juga jengah.
Bila setiap aku mencoba lupa. Pikiranku selalu mencoba sekuat tenaga untuk tidak melakukannya. Yang kemudian membuatku tenggelam dalam luka yang semakin menganga.
Aku lelah juga jengah.
Karena pada akhirnya aku sadar. Perasaan yang dulu aku tolak mentah-mentah. Ternyata diam-diam telah menetap di hatiku, datang dengan menggeledah.
Aku lelah. Juga jengah.
Kamu yang saya pikir dulu sangat menganggu. Ternyata sekarang yang terus aku rindu. Padahal dulu aku benci setengah mati padamu. Ketika kamu datang bertamu. Sungguh. Tapi sekarang…
Ah. Aku lelah. Juga jengah.
Kenapa perasaanku bisa semudah ini kau permainkan. Kamu telah memenangkannya sekarang. Iya sudah. Tapi kenapa kamu tidak menggambil pialanya? Namun justru pergi ke perlombaan lainnya?
Aku lelah. Juga jengah.
Lagi-lagi aku hanya bisa menatap pesan-pesan lama yang separuhnya sudah kuhapus keberadaanya.  Lalu menunggu kamu, tiba-tiba datang menyapaku.
Aku lelah. Juga jengah.
Kumohon, beri tahu padaku. Bila apa yang aku rasakan sekarang ini, cuma ilusi buatanku. Cuma perasaan palsu yang dibuat pikiranku. Kumohon.
 Karena aku sudah lelah. Juga jengah.
Semakin aku menolak keberadaannya. Perasaan ini justru semakin membabi buta. Menghancurkan tembok  dan membuat hatiku compang-camping penuh luka.
Aku lelah. Juga jengah.
Tapi memang lebih baik kamu tidak usah datang. Karena sekarang aku sedang membangun kembali tembok hatiku yang penuh lubang.
Aku lelah. Juga jengah.
Menunggu, merindu juga membencimu. Sekarang jadi sepaket menu, setiap namamu tiba-tiba terngiang di telingaku.
Pergilah sejauh yang kamu mau. Aku sudah lelah. Juga jengah menantimu.

8716
Sumber: Tumblr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar