Dia
datang lagi. Ya dia yang beberapa tahun lalu, hampir menjadi alasan saya tidak
bisa tidur malam, hanya karena dia terus “hidup” di pikiran saya.
|
Dia'masa lalu datang lagi.... | | |
Tapi saya lupa,
bagaimana dulu saya bisa jatuh dalam hatinya. Saya tak bisa bilang dia istimewa,
tidak dia biasa saja, bahkan dalam tingkat yang sangat biasa. Tapi entah, sihir
apa yang dia kuasai, hingga dia bisa membuat hati saya kocar-kacir ketika dia
datang mendekati.
Saya kira itu cuma
cinta monyet, dan memang benar perkiraan saya. Cinta yang saya miliki pudar
begitu saja, ketika tiba-tiba dia pergi tanpa kabar. Yang kemudian saya tahu,
bila ternyata kami sudah berbeda kota. Saat itu saya tidak bisa bilang,
kata-kata yang mungkin sering diucap oleh orang yang berpisah seperti,
bila jodoh pasti akan bertemu. Sungguh,
saya tidak merapalnya
dalam doa maupun
hati. Sebab walau dia sudah berhasil membuat hati saya tidak karuan bentuknya,
saat itu keraguan lebih banyak mendominasi. Dan bukannya saya memenangkan
keraguan tersebut, dibandingkan perasaan yang sebenarnya sudah membabi buta,
tapi saya hanya antisipasi, pada perasaan yang sebenarnya masih semu. Saya takut,
luka yang saya dapat di masa-masa sebelumnya, menghampiri saya lagi, seperti
mimpi buruk yang terulang. Mungkin ini adalah alasan, mengapa sampai sekarang
saya lebih banyak menjaga hati. Sebab bagaimanapun cintanya saya pada orang
itu, jika pada akhirnya luka akan lebih banyak hadir, itu berarti bukan cinta
yang sejati. Cinta tak pernah datang untuk menyakiti, sebab cinta mendamaikan,
perbedaan pada dua hati. Saya mungkin terlihat dingin, ya saya memang sengaja
melakukannya, agar saya benar-benar tahu siapa yang benar-benar “berani” datang
mencairkan hati saya. Banyak orang menyerah, jauh sebelum mereka mencoba, bukan
hanya pria tapi juga teman. Karena saya ingin lebih selektif dalam memilih yang
terbaik untuk kehidupan saya.
Cerita
ini harusnya saya buat untuk sedikit “mengenang” dia yang kembali lagi, di
hidup saya sekarang yang sudah bahagia walau tanpa dia, atau pria. Tapi entah
bagaimana, tiba-tiba saya kehilangan focus awal saya, ceritanya menjadi kabur. Mungkin
karena sebenarnya, otak saya sendiripun enggan mengenang dia, yang datang yang
mencoba mengobrak-abrik ketenangan hidup saya, yang sekarang. Tapi bagaimanapun,
dia adalah bagian dalam hidup saya, entah dia di masa lalu atau nanti di masa
depan. Haha, barusan saya menyebut masa depan untuk dia. Hm, kadang hati
sayapun juga masih bingung. Tapi yang jelas, saya tidak ingin membencinya hanya
karena dia pernah menyakit saya atau melukai hati saya di masa lalu, tapi saya
ingin menjadikan dia sebagai salah satu puzzle
pelengkap kisah hidup saya. Walaupun
nanti, dia bukan bagian dari masa depan saya, tapi saya yakin pertemuan saya
yang kemarin dengan dia, akan selalu menghadirkan makna, walau saya tidak tahu
dengan jelas apa yang sebenarnya sedang Allah rencanakan. Mungkin besok, atau
kapan akan datang seseorang lagi “kiriman” Allah yang dapat menjelaskan kepada
saya maknanya. Semoga ia datang lebih cepat, agar penasaran saya segera lewat.
Selamat
malam, semoga hatimu tentram.
Sumber foto: http://favim.com/image/2778347/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar